Setiap waktu dalam kehidupan sehari-hari terjadi dikrimasi yang sangat pokok dan nyata antara pria dan wanita, baik secara umum ataupun pribadi, produksi ataupun reproduksi. Public Sphere dan produksi dikhususkan untuk kaum pria, dan kehidupan pribadi dan reprodusi di peruntukkan untuk kaum wanita. Imej lainnya adalah perempuan digambarkan dalam posisi yang subordinatif. Yaitu posisi perempuan lebih rendah daripada kaum laki-laki. Hal ini dikarenakan masih adanya anggapan bahwa perempuan memiliki sifat yang pasif, kurang cerdas dan terkadang emosional sehingga terkadang bertindak irrasional, maka muncul anggapan bahwa perempuan tidak bisa memimpin. Perempuan hanya boleh bekerja di dalam rumah sebagai ibu rumah tangga yang mengatur keuangan keluarga.
Dan karena merasa adanya ketidakadilan bagi perempuan maka muncullah gerakan feminism yang dalam tujuan utamanya adalah mengubah imej perempuan. The International feminist Movement ( Penggerak perjuangan hak wanita Internasional) dengan bantuan analisis kerja dalam bidang spesialisasi ilmu sosial (pria dan Wanita) dengan semangat mengumumkan nilai negatif terhadap wanita yang bekerja hanya dalam lingkup rumah tangga, yang akan menjadi terbuka dan nyata ketika adanya pemifikiran bahwa itu adalah satu hal yang perlu dihormati sebagai pribadi yang bekerja dan tidak dibayar. Saat ini dalam aturannya wanita yang bekerja dalam rumah tangga adalah termasuk dalam nilai ekonomi. Sehingga apapun pekerjaan yang tidak dibayar akan mempunyai nilai ekonomis dan juga sosial dan budaya.
Dalam komunikasi di kenal dengan teori feminis. Apa sebenarnya feminisme ini? Dan bagaimana keberadaannya saat ini? Ada beberapa teori feminisme yang di kenal antara lain yaitu feminism liberal dan sosialis atau cultural. Kedua-duanya memiliki pandangan berbeda terhadap feminisme. Secara garis besar feminisme tidak hanya diukur dari biological sex nya saja, tetapi juga setiap segi kehidupan manusia, termasuk bahasa, pekerjaan, keluarga, pendidikan, dan hubungan kemasyarakatan. Teori feminisme pada mulanya diawali dengan asumsi bahwa gender adalah bagian kategori yang mudah menyebar dalam pengalaman
Feminisme liberal umumnya lebih bersifat filsafat politik liberal terhadap ketidakadilan ekonomi dan politik yg dialami wanita. Teori feminisme liberal meyakini bahwa masyarakat telah melanggar nilai-nilai tentang kesetaraan terhadap wanita, terutama dengan cara mendefinisikan wanita sebagai sebuah kelompok ketimbang sebagai individu-individu. Inti dari ajaran feminisme ini yang tertulis dalam jurnal Eddy Suharto adalah – memfokuskan pada perlakuan yang sama terhadap wanita di luar daripada didalam keluarga, - memperluas kesempatan di dalam menempuh pendidikan, - memperoleh kesetaraan politik antara wanita dan pria melalui penguatan perwakilan wanita diruang publik. Ketidak adilan yang dialami itu juga bisa berupa Merupakan persoalan prasangka irasional yg dpt diatasi melalui argumen rasional.
Feminisme sosialis merupakan sintesa dari pendekatan historis-materialis marxisme dan engels dengan wawasan ‘thepersonal is political’ dari kaum feminis radikal(fakih,1995). Dalam Jackson and Jones (1998:12) dikatakan bahawa teori feminis sosial memfokuskan akan ketidaksepahaman yang sangat fundamental antara pria dan wanita dan analisis atas kekuasaan antara pria dan wanita. Teori ini muncul pada tahun 1970an. Pada akhir tahun 1970an dan awal 1980an kebanyakan dari teori feminis berkiblat kepada ajaran marxisme atau feminis sosialis. Feminis Marxis percaya bahwa pembagian kerja secara seksual sebagai penyebab penindasan dan kemudian menawarkan perubahan ekonomi sebagai jalan keluarnya. Dan karena hal ini juga banyak buku yang menggolongkan teori feminis ini menjadi dua bagaian yaitu feminism readikal versus feminisme sosialis atau liberal.
Teori femisme radikal lahir dari aktivitas dan analisis politik mengenai hak-hak sipil dan gerakan-gerakan perubahan sosial pada tahun 1950-an dan 1960-an,serta gerakan wanita yang semarak pada tahun 1960an dan 1970an. Pada awalnya, aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960-an, utamanya melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Feminisme radikal mempercayai bahwa penindasan akan wanita berjalan jauh lebih dalam daripada hak masyarakat. Untuk feminisme radikal masalah tidak hanya berupa pertanyaan akan persamaan hak, tetapi masalah juga ditujukan pada struktur sosial. Wanita tertindas dikarenakan susunan masyarakat berdasarkan penurunan nilaipada kenyataan dan pengalaman marjinal perempuan. Feminisme radikal juga dikembangkan dari gerakan-gerakan kiri baru yang menyatakan bahwa perasaan-perasaan keterasingan dan ketidak berdayaan pada dasarnya diciptakan secara politik dan karenanya transformasi personal melalui aksi-aksi radikal merupakan cara dan tujuan yang paling baik. Asumsinya sumber penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini—status perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi (private property). Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri berubah menjadi keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki mengontrol produksi untuk exchange dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial. Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari property. Feminisme radikal lebih menekankan pada perbedaan antara wanita dan laki-laki. Inti dari ajaran ini adalah -- memprotes eksploitasi wanita dan pelaksanaan peran sebagai istri, ibu dan pasangan sex laki-laki, serta menganggap perkawinan sebagai bentuk formalisasi pendiskriminasian terhadap wanita, -- menolak system hierarkis yang berstrata berdasarkan garis gender dan kelas, -- feminisme radikal menolak perkawinan bukan hanya dalam teori melainkan juga dalam praktek.
No comments:
Post a Comment